Berita Nasional , Surabaya - Pasca-ledakan bom bunuh diri beberapa hari lalu, kewaspadaan di Kota Surabaya, Jawa Timur makin 'dipertajam'. Terlebih, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian telah menginstruksikan bahwa ada sekitar 500 kombatan Negara Islam Irak dan Suria (ISIS) asal Indonesia yang telah pulang kampung.
Karena tak ingin lagi kecolongan, Polri juga melakukan upaya koordinasi dengan pihak imigrasi untuk tetap memantau semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri. Termasuk mereka (WNI) asal kota Surabaya.
Peningkatan kewaspadaan terhadap para WNI, khususnya mereka yang terdeteksi sebagai kombatan ISIS ini dibenarkan Humas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, Ragil Putra Dewa.
Bahkan, tidak hanya kewaspadaan yang mulai ditingkatkan. Ditegaskan Ragil, adanya teror bom di Surabaya selama dua hari berturut-turut, Minggu dan Senin lalu, maka secara otomatis jumlah petugas keamanan makin ditingkatkan di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, yaitu di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Jika hari biasa hanya ada sekitar 20 petugas, katanya, sekarang ditambah hingga 50 petugas dari pihak imigrasi yang diback-up langsung oleh personel TNI/Polri. "Sudah kami siagakan. Intinya, pengawasan di bandara tidak sampai kecolongan," tandasnya.
Para petugas khusus dari imigrasi ini berada di satu unit di bagian profiling, pengecekan paspor dan visa, serta pengecekan x-ray barang penumpang.
"Ketika penumpang ada yang mencurigakan sejak turun dari pesawat dan tercatat dari data yang kami terima, akan langsung kami sampaikan ke Mabes Polri," terangnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar