Neraca Perdagangan Juni Diprediksi Surplus USD600 Juta
![]() |
PemainbandarQ |
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis neraca perdagangan selama
Juni 2018 pada hari ini, Senin (16/7/2018). Diproyeksikan neraca
perdagangan surplus USD400 juta hingga USD600 juta.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, kondisi surplus tersebut tergolong semu. Sebab, bukan berarti terjadi kenaikan ekspor non migas yang signifikan dibanding bulan sebelumnya.
Menurutnya, neraca perdagangan yang surplus didorong menurunnya impor karena faktor libur panjang Lebaran.
"Sebelumnya pada bulan Mei, pengusaha sudah lebih dulu menumpuk impor bahan baku, barang konsumsi dan barang modal untuk antisipasi libur Lebaran," terang Bhima saat dihubungi PemainbandarQ
.
Di sisi lain, yang perlu dicermati adalah impor komoditas migas yang dinilai defisitnya akan semakin melebar. Hal ini didorong kenaikan harga migas di pasar global.
"Yang harus dicermati bulan Juni, defisit migas diperkirakan akan membengkak akibat fluktuasi harga minyak dunia dan pelemahan kurs rupiah," jelasnya.
Sebelumnya, pada bulan Mei neraca perdagangan RI kembali mengalami defisit sebesar USD1,51 miliar turun tipis dibandingkan dengan defisit April sebesar USD1,63 miliar.
Adapun posisi ekspor Indonesia pada Mei 2018 sebesar USD16,12 miliar naik 12,47%% dari posisi Mei 2017 sebesar USD14,33 miliar. Apabila dibandingkan dengan April 2018 maka terjadi kenaikan ekspor sebesar 10,90%.
Sementara dari sisi impor, pada Mei 2018 impor Indonesia sebesar USD17,64 miliar naik 28,12% dari posisi Mei 2017 sebesar USD13,77 miliar. Impor juga tercatat naik sebesar 9,17% dibandingkan dengan April 2018.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, kondisi surplus tersebut tergolong semu. Sebab, bukan berarti terjadi kenaikan ekspor non migas yang signifikan dibanding bulan sebelumnya.
Menurutnya, neraca perdagangan yang surplus didorong menurunnya impor karena faktor libur panjang Lebaran.
"Sebelumnya pada bulan Mei, pengusaha sudah lebih dulu menumpuk impor bahan baku, barang konsumsi dan barang modal untuk antisipasi libur Lebaran," terang Bhima saat dihubungi PemainbandarQ
.
Di sisi lain, yang perlu dicermati adalah impor komoditas migas yang dinilai defisitnya akan semakin melebar. Hal ini didorong kenaikan harga migas di pasar global.
"Yang harus dicermati bulan Juni, defisit migas diperkirakan akan membengkak akibat fluktuasi harga minyak dunia dan pelemahan kurs rupiah," jelasnya.
Sebelumnya, pada bulan Mei neraca perdagangan RI kembali mengalami defisit sebesar USD1,51 miliar turun tipis dibandingkan dengan defisit April sebesar USD1,63 miliar.
Adapun posisi ekspor Indonesia pada Mei 2018 sebesar USD16,12 miliar naik 12,47%% dari posisi Mei 2017 sebesar USD14,33 miliar. Apabila dibandingkan dengan April 2018 maka terjadi kenaikan ekspor sebesar 10,90%.
Sementara dari sisi impor, pada Mei 2018 impor Indonesia sebesar USD17,64 miliar naik 28,12% dari posisi Mei 2017 sebesar USD13,77 miliar. Impor juga tercatat naik sebesar 9,17% dibandingkan dengan April 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar